BPJS Kesehatan Tekankan Pentingnya Promotif dan Preventif, Tantangan Implementasi Masih Tinggi

Majene, terassulbar.id – BPJS Kesehatan Cabang Polewali menggelar Media Workshop bertajuk “Membangun Kesehatan dari Hulu: Promotif dan Preventif sebagai Pilar JKN” di Café Uyaku, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Kamis (23/10/2025).

Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala BPJS Kesehatan Cabang Polewali, Wahida, S.Si., A.pt., AAAK, Kepala Puskesmas Pekkabata Polewali, serta sejumlah awak media dari Kabupaten Polewali Mandar, Majene, dan Mamasa.

Workshop ini bertujuan untuk memperkuat kemitraan antara BPJS Kesehatan, media, dan pemangku kepentingan lainnya, serta menjadi wadah edukasi dan berbagi informasi tentang pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di wilayah kerja BPJS Kesehatan Cabang Polewali.

Dalam kesempatan itu, Wahida menekankan pentingnya peran media dalam menyebarluaskan informasi kesehatan yang bersifat promotif dan preventif, agar masyarakat lebih memahami pentingnya menjaga kesehatan sebelum sakit.

“Pendekatan promotif dan preventif merupakan upaya membangun kesehatan dari hulu. Artinya, sebelum masyarakat jatuh sakit, kita sudah hadir dengan edukasi, pemeriksaan dini, dan pembiasaan hidup sehat,” ujar Wahida.

Namun, ia juga mengakui bahwa tantangan pelaksanaan program promotif dan preventif di lapangan masih cukup besar. Di antaranya rendahnya kesadaran masyarakat untuk rutin melakukan pemeriksaan kesehatan, keterbatasan tenaga promosi kesehatan di fasilitas layanan, serta kebiasaan masyarakat yang masih cenderung berobat setelah sakit.

BPJS Kesehatan terus berupaya memperkuat sinergi dengan puskesmas, rumah sakit, dan pemerintah daerah agar kegiatan promotif dan preventif seperti Posbindu, screening penyakit kronis, imunisasi, dan edukasi gizi dapat berjalan lebih optimal.

Selain membahas isu strategis tersebut, Wahida juga menyinggung persoalan kemitraan antara BPJS Kesehatan dan RSUD Majene. Ia menegaskan pentingnya rumah sakit untuk proaktif memberikan pelayanan terbaik kepada peserta JKN.

“Kami menegaskan agar pihak RSUD Majene dapat mengambil alih tanggung jawab penuh terhadap kebutuhan obat pasien. Jangan sampai pasien atau keluarganya diminta membeli obat di luar rumah sakit,” tegas Wahida.

BPJS Kesehatan berharap melalui kegiatan seperti ini, peran media dapat semakin memperkuat edukasi publik agar masyarakat tidak hanya mengenal JKN dari sisi pembiayaan, tetapi juga memahami pentingnya upaya pencegahan dan gaya hidup sehat sebagai bagian dari sistem kesehatan nasional.(*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *